OKULTISME
SEBAGAI TANTANGAN GEREJA
Pdt. Humala Lumbantobing, MTh
Akhir-akhir
ini kita masih dikejutkan dengan isu-isu Begu
Ganjang (har., hantu yang
panjang) yang terjadi di beberapa daerah. Isu-isu tersebut nampaknya membuat
masyarakat cemas dan takut sebab isu tersebut sering berekpansi ke berbagai
daerah dan nampaknya hal tersebut sulit
dibendung. Sebenarnya isu tersebut sudah ada sejak lama di Tanah Batak atau
Sumut khususnya. Sebelum masuknya kekristenan ke tanah Batak begu (hantu) yang satu ini sudah
dikenal. Masuknya kekristenan yang ditandai oleh berdirinya banyak gereja ternyata
tidak serta merta meniadakan orang-orang yang masih percaya dan menggunakan
jasa kuasa gelap lewat dukun-dukun termasuk memanfaatkan jasa begu ganjang
untuk perlindungan, untuk mencari kekayaan atau membalas dendam.
Isu Begu
Ganjang ini adalah salah satu aspek dalam Okultisme yang berkaitan dengan
kepercayaan kepada roh-roh jahat (Iblis), perdukunan dan kepercayaan terhadap
roh-roh nenek moyang. Begu Ganjang adalah salah satu manifestasi kehadiran
pekerjaan Iblis di tanah Batak. Menifestasi yang lain adalah menyamar sebagai
orang-orang yang telah meninggal yang dapat memberikan perlindungan atau berkat
kepada orang yang masih hidup. Sebenarnya istilah “Begu Ganjang” ini disebut
dalam Bibel (Alkitab) Bahasa Simalungun dalam 5 Musa 18:11 yaitu dengan
ungkapan “barang siparbegu ganjang”.
Jadi siparbegu ganjang adalah pemelihara atau pemilik begu ganjang.” Dalam
konteks Batak Simalungun sebelum kekristenan hingga saat ini “Begu Ganjang”
adalah salah satu jenis begu yang jahat yang sangat ditakuti.
Dalam
tulisan ini kita tidak membahas lebih dalam apa itu Begu Ganjang tetapi akan
membahas aspek-aspek yang berkaitan dengan Okultisme sebab aspek begu ganjang
hanyalah salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari Okultisme. Okultisme
sebenarnya berasal dari kata Latin “occultus”,
artinya: tersembunyi, rahasia, sial, celaka, gaib, gelap, misterius. Jadi okultisme berarti penglibatan diri
dengan kuasa kegelapan dan gaib agar mengalami hal-hal yang rahasia, aneh, dan
misterius.
Menurut Dr. Kurt Koch dalam
bukunya “Demonology: Past and Present”
(1976), okultisme dapat dibagi dalam 4 kategori, yaitu:
1.
Takhayul
Takhayul
ialah penyerahan diri karena rasa takut dan kuatir kepada segala sesuatu yang
berasal dari dunia kebohongan, tipu muslihat dan kesesatan yang misterius.
Takhayul merupakan kepercayaan yang sia-sia kepada hal-hal yang berasal dari
“kata orang” atau “reka-rekaan manusia”.Contoh hal-hal yang bersifat takhyul: Orang
Eropa dengan angka 13, di mana mereka tidak mau memilih angka 13, juga orang Jepang tidak suka dengan angka 4 sebab
itu angka sial. Orang Indonesia kalau
menabrak kucing tiba-tiba, tidak boleh ditinggal begitu saja, harus dikubur
baik-baik. Berbahaya jika tidak dilakukan demikian. Ibu yang hamil dilarang
berjalan pada waktu magrib bisa nanti persalinannya tidak lancar. Orang Batak dilarang makan asam pada malam
hari, nanti pamannya akan mati. Masih
banyak contoh-contoh takhyul dalam lingkungan kita yang sangat mempengaruhi
kehidupan. Takhayul memang sering memenuhi peristiwa-peristiwa penting dalam
hidup manusia, misalnya adanya larangan-larangan tertentu waktu terjadi
kelahiran, keadaan sakit, perkawinan, kematian, penguburan. Dengan larangan
yang tak beralasan itu sebenarnya manusia telah dijerat oleh Iblis, bapa
kebohongan itu.
Bagaimana sikap orang Kristen
terhadap macam-macam takhyul itu?
- Menyelidiki
gejala-gejala takhyul itu dengan pikiran sehat dan kritis sebab banyak hal-hal
yang berkaitan dengan takhyul di luar
akal sehat.
- Kita harus menyadari bahwa di balik gejala-gejala yang
terjadi dalam takhyul itu adalah si Iblis, bapa kebohongan, pendusta, yang sering menakut-nakuti (bnd. Yoh.8:44).
- Kita memerlukan keberanian dan iman untuk memberantas takhyul itu dengan
Nama Tuhan Yesus Kristus. Sebab pada prinsipnya, Firman Tuhan melarang kita
mempercayai takhyul-takhyul itu (1 Tim.4:7; 6:20).
2.
Meramal
Nasib
Ada beberapa cara yang dipakai
untuk meramal nasib seseorang:
2.1.
Astorologi
Astorologi adalah penafsiran
nasib hidup manusia dan hari depan manusia berdasarkan petunjuk letak
bintang-bintang di langit di saat orang dilahirkan. Yang termasuk astrologi
adalah horoskop (berasal dari kata Yunani hora yang berarti jam, saat, dan skopos yang berarti melihat). Jadi
horoskop adalah diagram tata surya yang menunjukkan hubungan matahari, bulan,
bintang, planet-planet dengan kelahiran manusia. Menurut pengikut horoskop
hubungan ini akan mempengaruhi kepribadian, sifat atau kegemaran seseorang.
Dengan kata lain hidup manusia telah ditentukan oleh alam semesta secara
misteri. Maka timbullah istilah-istilah seperti Aries (Hamal), Taurus (Lembu
Jantan), Gemini (Si Kembang), Cancer (Kepiting) dan lain-lain, masih-masing
mempunyai daya gaib tersendiri.
Bagaimana sikap orang Kristen
terhadap astrologi dan horoskop? Pada dasarnya kita harus menentang
praktek-praktek seperti itu sebab Tuhan sendiri menentang praktek astrologi dan
horoskop (Yesaya 47:12-15).
2.2.
Penggunaan
Telapak Tangan
Ramalan dengan berdasarkan
melihat telapak tangan seseorang sering juga disebut dengan Chiromancy atau palmistry. Peribahasa orang Romawi kuno mengatakan: “Singa dikenal
dari cakarnya.” Peribahasa ini kemudian menjadi peribahasa Peramal Telapak
Tangan, “Orang dapat dikenal dari telapan tangannya.”
2.3.
Penentuan
hari yang baik dan buruk.
Ramalan yang dipakai untuk
mengetahui hari atau saat yang baik dan buruk disebut chronomancy. Misalnya untuk mengetahui hari yang baik untuk
menikah, pindah rumah, memulai usaha yang baru, mengubur orang mati, menanam
benih, menuai dan lain-lain. Bagi orang Kristen, hari yang ada penyertaan Tuhan
adalah hari baik. Biarpun suatu hari yang dianggap baik oleh kitab-kitab
primbon atau ramalan, tetapi di dalamnya tidak ada penyertaan Tuhan maka hari
itu menjadi sial. Akhirnya Firman Tuhan mengatakan, “Siapa berpegang pada suatu
hari tertentu, hendaklah ia melakukannya untuk Tuhan.” (Roma 14:6a).
2.4.
Penentuan
tempat yang baik dan tidak baik
Ilmu tenung
atau ramal untuk menentukan tempat yang baik dan tempat yang tidak baik disebut
Geomancy. Geomancy ini terdapat di
Indonesia rata-rata di semua suku. Misalnya:
§ Rumah-rumah
di pantai selatan pulau Jawa, menghadap ke selatan, berhadapan dengan laut
sebagai tanda penghormatan kepada Nyai Loro Kidul.
§ Orang
Toraja, waktu mendirikan rumah sangat hati-hati supaya tidak salah kiblatnya.
Arah rumah harus dari utara ke selatan. Karena menurut orang Toraja, dewa-dewa
yang melindungi rumah ada di sebalah utara, tempat roh-roh yang merusak adalah
di sebalah selatan.
§ Dalam
kebudayaan Tionghoa ada yang disebut dengan Hong Sui, yaitu petunjuk untuk
mengetahui posisi rumah yang pas ketika dibangun sehingga akan berdampak kepada
baik-buruknya sebuah rumah bagi suatu keluarga
Menaruh percaya kepada rumusan
Geomancy merupakan kepercayaan yang sia-sia dan melanggar Firman Tuhan. Kalau
kita sebagai anak-anak Tuhan, meyakini bahwa bumi ini dan segala isinya adalah
milik Tuhan (Mzm.24:1), maka bersamaan dengan itu kita mengaminkan, di mana pun
rumah itu dibangun dan menghadap manapun arah rumah itu, di sana pula kita
mendiami tanah milik Tuhan. Segala berkat dan keselamatan sebenarnya bukan
bergantung kepada Geomancy, tetapi tergantung pada Tuhan yang memiliki segala
sesuatu (bnd.Mazmur 127:1-2).
2.5.
Pergi
ke dukun
Pergi ke
dukun atau berdukun adalah sikap yang ditentang oleh Tuhan. Sebab dukun terikat
dengan kuasa-kuasa kegelapan. Di belakang dukun ada roh-roh yang membantunya
dan itu adalah pekerjaan si Iblis. Meramal nasib, dan mencari tahu masa depan dengan
bertanya kepada dukun atau tukang ramal adalah hal yang ditentang oleh Tuhan
(Imamat 19:31; 20:6). Maka itu Tuhan mengingatkan anak-anakNya supaya waspada
terhadap orang yang memberikan ramalan-ramalan mengenai nasib hidup manusia
(Kel.7:11; Ul.18:10; Yes.2:6; Yeremia 27:9). Sebab hal-hal yang rahasia hanyalah
untuk Tuhan saja (Ulangan 29:29). Kemuliaan Tuhan adalah merahasiakan sesuatu
dalam hidup manusia (Amsal 25:2).
3.Magic atau sihir
Perkataan
“Magic” (magis) berasal dari kata Persia
kuno “magu” (dalam bahasa Inggris “magic”). Magic adalah ilmu yang bersangkut
paut dengan perbuatan ajaib dan misterius yang dilakukan oleh dukun atau orang
yang memiliki kesaktian. Dalam bahasa Indonesia, magic atau ilmu sihir sering
disebut guna-guna, ilmu gaib, jampi-jampi.
Bila ditinjau dari tujuan
seseorang mempraktekkan “magic”, maka ada dua macam “magic” yaitu (1) Black Magic (Magis Hitam, ilmu hitam),
yaitu sihir yang digunakan untuk merugikan dan mencelakakan orang lain.
Misalnya: membuat seseorang menjadi gila, mati mendadak, menyakiti orang lain
dan sebagainya. (2) White Magic
(Magis Putih, ilmu putih), yaitu sihir yang digunakan untuk kebahagiaan dan
perlindungan diri dan untuk menolong orang yang kena magi hitam. Dalam magi
putih ini ada benda-benda yang disebut amulet (bahasa Latin), artinya
“pertahanan”. Amulet adalah jimat atau benda keramat yang digunakan untuk
menentang kuasa magi hitam atau kuasa setan. Dalam praktek sihirnya, dukun
selalu menggunakan “mantra” yaitu sebuah kata suci atau kata-kata suci atau
kata mistik yang dilambangkan dengan suara.
Dari sudut Alkitab, perbuatan
magic atau sihir dan pemakaian
jimat-jimat merupakan kebencian bagi Tuhan (Yeremia 27:9; 3:9; Yesaya 2:6;
Ulangan 18:10-11). Walaupun praktek white
magic itu menjaga diri, mencari kebahagiaan, perlindungan dan bukan untuk
mencelakakan, namun itu semua merupakan permaian setan, tipuan setan yang
merugikan mereka yang terlibat di dalamnya. Contoh yang jelas adalah: apa yang
dilakukan oleh tukang sihir white magic
di Mesir: Keluaran 7:20-22; Keluaran 8:5-7; Keluaran 7:10-12.
Pengikatan diri dengan kuasa
magi putih adalah sama dengan melibatkan diri dengan kuasa kegelapan. Jikalau
hati kita bersih di hadapan Tuhan dan kita telah menjadi milik Tuhan, maka
tidak ada sihir yang mempan atas diri kita (Bilangan 23:23), karena kuasa Allah
yang tinggal dalam diri kita jauh lebih besar dari kuasa dunia ini (I Yoh.4:4).
Dan ingatlah pula bahwa kuasa sihir itu tak akan mampu menyelamatkan kita dari
murka Allah (Yes.47:11-12).
4.Spiritisme
Spiritisme
adalah suatu kegiatan kontak dengan roh orang mati, melalui mediumik
(perantara). Mediumik mengadakan kontak dengan orang-orang yang sudah mati
supaya mendapat pengertian tentang hal-hal yang misteri atau situasi di balik
kubur. Tujuan orang mempraktekkan spiritisme adalah untuk meminta petunjuk, nasihat,
kekuatan, keberanian dalam keadaan darurat, bimbingan dalam mengambil
keputusan. Dalam praktek spiritisme primitif, orang yang berkepentingan mencari
sendiri hubungan dengan arwah orang mati itu, misalnya di pohon-pohon tertentu,
gua-gua, gunung atau tempat keramat. Di tempat-tempat manusia dapat kontak
dengan orang mati, orang-orang yang berkepentingan biasanya mempersembahkan
sajian, bersemedi, kadang-kadang minta bantuan pada orang lain yang mempunyai
kemampuan untuk memanggil arwah. Spriritisme seperti ini memang dipraktekkan oleh agama-gama primitif.
Tetapi pada zaman sekarang inipun praktek-praktek yang demikian masih terjadi.
Bagaimanakah
sikap orang Kristen terhadap spiritisme? Orang-orang percaya harus menentang
kepercayaan kepada roh-roh atau arwah-arwah sebab hal itu adalah pekerjaan
Iblis semata. Kita harus sungguh-sungguh memperhatikan peringatan Firman Tuhan
ini: “Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal;
janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka;
Akulah TUHAN, Allahmu.” (Im.19:31). Kemudian dalam Ulangan 18:10-14 disebutkan:
“Di antaramu janganlah didapati seorang
pun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai
korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal,
seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang
bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada
orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian
bagi TUHAN, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah TUHAN, Allahmu, menghalau
mereka dari hadapanmu. Haruslah engkau hidup dengan tidak bercela di hadapan
TUHAN, Allahmu. Sebab bangsa-bangsa yang daerahnya akan kau duduki ini
mendengarkan kepada peramal atau petenung, tetapi engkau ini tidak diizinkan
TUHAN, Allahmu, melakukan yang demikian.” Juga dalam Yesaya 8:19-20 disebutkan : “Dan apabila orang berkata kepada
kamu: "Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang
berbisik-bisik dan komat-kamit," maka jawablah: "Bukankah suatu
bangsa patut meminta petunjuk kepada allahnya? Atau haruskah mereka meminta
petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?" "Carilah
pengajaran dan kesaksian!" Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan
perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.” Dari ayat-ayat ini dapat
dikatakan bahwa TUHAN sangat menentang dan benci kepada orang-orang yang percaya
dan menggantungkan hidupnya kepada roh-roh nenek moyang, atau percaya kepada
dukun-dukun dan peramal. Sikap yang demikian adalah kekejian bagi TUHAN.
Penutup
Dalam
menyikapi isu-isu Okultisme (termasuk Begu Ganjang) pada masa kini, Gereja
harus proaktip untuk membina dan memberikan pencerahan kepada anggota jemaat
tentang pengaruh kuasa-kuasa kegelapan dalam kehidupan anggota Jemaat. Kita
harus jeli melihat bahwa takhyul, kepercayaan terhadap roh-roh orang mati,
kepercayaan kepada magic dan anggota jemaat yang pergi ke dukun masih marak di
lingkungan gereja. Dari survey-survey yang dilakukan Tim Occult UEM Sumatera
Utara akhir-akhir ini disimpulkan bahwa
tingkat keterikatan anggota jemaat pada kuasa-kuasa kegelapan
(okultisme) persentasinya sangat besar. Ini menjadi suatu tantangan besar bagi
Gereja sebab pengaruh okultisme membuat jemaat tidak bergairah untuk beribadah,
malas ke gereja, tidak ada minat membaca Alkitab, berdoa dan sebagainya. Salah satu penghambat pertumbuhan iman di
tengah-tengah jemaat adalah karena pengaruh okultisme. Oleh karena itulah
gereja sangat penting melakukan pembinaan-pembinaan terhadap anggota jemaat
untuk diperlengkapi dan dipersenjatai bagaimana menghadapi okultisme ini. Juga
para pelayan-pelayan Gereja perlu mendalami okultisme dan kuasa kemenangan
Kristus sehingga diperlengkapi untuk
melayani warga jemaat yang masih terlibat dengan okultisme. Orang-orang percaya
harus yakin bahwa kuasa Kristus adalah lebih tinggi dari kuasa-kuasa dunia ini
termasuk okultisme. Kuasa kebangkitan Kristus telah mengalahkan kuasa-kuasa dunia ini,
sehingga dengan iman kepada Kristus orang percaya mampu mengalahkan kuasa-kuasa
dunia termasuk kuasa Iblis (Lih. 1 Petrus 5:8-9; Markus 16:17; Yakobus 4:7; 1
Yohanes 4:4).
BACAAN:
1. Soekahar H, 2002. Satanisme
Dalam Pelayanan Pastoral. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas.
2. Scheunemann,
Rainer. 2010. Bebas Dari Kuasa Kegelapan.
Papua: SAM GKPI T. Papua.
3. Alsobrook,
D. 1999. Mengenali Siasat Iblis. Bandung: Lembaga Literatur Baptis.
4. Chia, David. --. Mengintip Cara Hidup Dan Kerja Para Roh. Jakarta Barat: Tim
Pelayanan Injil dan Doa
Syafaat “Bukit Sion”.
5. Dr.
Kurt Koch . “Demonology: Past and Present”
(1976”
Baca Artikel lainnya di sini.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar